SUKOHARJO – Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Sukoharjo intensif mengintensifkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Menyusul ditemukannya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Boyolali, yang notabene berbatasan langsung dengan Kota Makmur.

Kepala Distankan Sukoharjo Bagas Windaryatno menjelaskan, perlu maksimal dari seluruh stakeholder dalam pencegahan dan pengendalian PMK. Termasuk melibatkan semua sumber daya yang ada, sehingga pencegahan dilakukan secara cepat dan terintegrasi. Salah satunya melalui KIE yang intensif dan efektif.

“Menyusul temuan PMK di Boyolali, kami intensifkan KIE. Karena Sukoharjo berbatasan langsung dengan Boyolali,” kata Bagas, Rabu (1/5).

Hingga Rabu, lanjut Bagas, belum ada laporan ternak yang terjangkit PMK di Sukoharjo. Namun distankan tetap melakukan pemantauan lalu lintas ternak. Khususnya di pasar-pasar hewan.

“Sampai hari ini tidak ada temuan gejala PMK. Semoga kedepan juga tidak ada temuan. Lalu lintas ternak tetap kami pantau dan awasi secara ketat,” imbuh Bagas.

Terkait vaksinasi PMK dosis kedua, sudah diberikan kepada seluruh ternak di Kota Makmur. Harapannya Sukoharjo terbebas dari PMK

sumber: solopos

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono