BANJARNEGARA – Pemkab Banjarnegara mengoptimalkan program The Development of Integrated Farming System in Upland Area (Upland) untuk pengembangan integrasi ternak domba dan tanaman kopi.
Program ini diharapkan mendukung ketahanan pangan sekaligus untuk konservasi lahan.
Plt Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, Herrina Indri Hastuti mengatakan, Upland merupakan program untuk mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
Di Banjarnegara, Upland difokuskan untuk pengembangan ternak kambing dan domba serta komoditas kopi.
“Khusus di wilayah Dataran Tinggi Dieng meliputi Kecamatan Batur, Pejawaran dan Pagentan untuk kopi dan ternak kambing dan domba,” katanya, saat Gertak Kopi, di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kamis, 15 Desember 2022.
Menurutnya, pengembangan domba Batur dan penanaman kopi di wilayah Dieng sangat tepat. Tanaman kopi menjadi salah satu upaya konservasi lahan untuk menekan erosi.
Sedangkan budi daya domba Batur diharapkan dapat meningkatkan populasi plasma nutfah asli Banjarnegara.
Menurutnya, domba Batur merupakan rumpun domba lokal yang mempunyai keseragaman fisik dan komposisi genetik, serta kemampuan adaptasi yang baik.
“Sebarannya di wilayah Kecamatan Batur dan sekitarnya,” jelasnya.
Upaya peningkatan populasi dilakukan melalui inseminasi buatan, sehingga kualitas genetik akan terjaga.
Pada tahun 2022 ini, terdapat 33 kelompok peternak yang mendapatkan bantuan domba dari program Upland.
Masing-masing kelompok menerima 27 ekor domba dan enam kambing jawa randu.
Dia menjelaskan, pada tahun 2021, populasi domba Batur yang tersebar di kelompok tani di Kecamatan Batur, Pejawaran dan Wanayasa sebanyak 9.200 ekor.
“Inseminasi buatan ini diharapkan populasi domba Batur terus bertambah, selain mutu dan kualitas genetiknya juga terjaga,” jelasnya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menilai, optimalisasi lahan di dataran tinggi Dieng untuk pengembangan kopi dan domba Batur di dataran tinggi Dieng sangat tepat.
Potensi pertanian dan peternakan tersebut dapat dieksplorasi lebih jauh sehingga menjadi magnet wisata.
“Kalau masyarakat tetap di sini dan jadi tuan rumah, bisa memproduksi kopi dan mengembangkan ternak dibantu pemerintah, itu bisa dijadikan satu paket agrowisata,” katanya, usai penanaman bibit kopi arabika di kompleks Candi Bima, Dieng.
Menurutnya, petani juga mendapat pendampingan dari sejumlah perguruan tinggi sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.
Meski demikian, pelatihan kepada petani perlu diintensifkan lagi, misalnya dengan mengundang chef kelas dunia untuk memasak berbagai menu berbahan daging domba.
“Nanti kita pilih dan kita sajikan. Olahan domba nantinya menjadi alternatif wisata di Dieng,” tandasnya.
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.