BANYUWANGI – Sejumlah pedagang di Pasar Induk Genteng 1, Desa Genteng Kulon, Kecasmatan Genteng merasa tidak aman. Mereka mengeluhkan teror pencurian di lapak dagangan lantai 2. Dan itu sudah biasa terjadi sejak Hari Raya Idul Fitri pada April 2024 lalu.

Salah satu pedagang yang menjadi korban pencurian, Sumarni, 60, asal Dusun Sawahan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng. Ia kaget saat datang ke pasar melihat lapak dagangnnya berantakan.

“Saat saya mau membuka pintu, kondisinya sudah sedikit terbuka. Saya buka barang dagangan di dalam sudah bercampur aduk tidak karuan,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Barang yang berada di laci atas, terang dia, banyak yang jatuh di lantai. Bahkan, beberapa barang dagangannya juga hilang. “Kotak uang yang saya taruh di bawah nota barang, sudah morat-marit,” cetusnya.

Setelah dicek, Sumarni mengaku kehilangan dua karung beras, uang, dan bahan dagangan sembako. Lapaknya dibobol maling ini, sudah yang kali ketiga. “Ini sudah ketiga kalinya, uangnya tidak banyak Rp 180 ribu, tapi ini sering terjadi,” katahya.

Tiga kali tokonya dibobol maling, membuat Sumarni ketakutan berada di pasar. Ia khawatir disergap maling saat berada di lapak sendirian.

“Saya sampai takut masuk pasar, takut dipukul, malam khawatir ke lapak. Takutnya pencuri masih di lapak dan membawa linggis,” ucap Sumarni.

Pedagang yang tokonya di Pasar Induk Genteng 1 dibobol maling, juga menimpa Miswati, 54. Di tokonya ini, sudah empat kali dibobol maling sejak Hari Raya Idul Fitri lalu. “Hari raya kedua, barang di lapak sudah dicuri maling, kalau dihitung sudah empat kali dalam tiga bulan ini,” katanya.

Selama kurun waktu tiga bulan itu, kata Miswati, total kerugian yang dialami jutaan rupiah. Bahkan, ia sempat memperbaiki pintu lapaknya sebanyak dua kali dalam seminggu.

“Barang yang dicuri itu uang pecahan Rp 2.000 dan bahan sembako, seperti gula, beras, dan bawang merah goreng,” ucapnya.

Bagaimana pedagang lainnya? Nurul Hikmah, 55, asal Dusun Lidah, Desa/Kecamatan Gambiran, mengaku mengalami pencurian dua kali dalam tiga bulan ini. Apesnya, dia tidak dapat memastikan barang apa saja yang diambil oleh pencuri. “Karean barang banyak jadi bingung apa saja yang diambil. Intinya yang diambil itu ada rokok,” tuturnya.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop-UMP) Banyuwangi, Nanin Oktaviantie mengatakan sistem keamanan di Pasar Induk Genteng 1 telah diserahkan kepada paguyuban pedagang pasar.

Pihaknya membantu pemasangan kamera pengawas. “Kami minta pedagang untuk melaporkan kejadian pencurian ke Polsek Genteng Polresta Banyuwangi. Sehingga polisi berkoordinasi dengan kantor,” katanya.

Menindaklanjuti keluhan dari para pedagang, Nanin akan berkoordinasi dengan paguyuban pedagang. Ia akan menyarankan pedagang untuk memperkuat sistem keamanan di setiap lapak.

“Kami akan berkonsultasi dengan paguyuban terkait iuran untuk tenaga keamanan. Saya minta pedagang memperkuat pengamanan di lapak. Sehingga lapak yang sederhana itu tidak mudah dibobol pencuri,” ujarnya.

Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Genteng, Ipda Dimas Setyo Nugroho mewakili Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol. Nanang Haryono mengatakan, hingga Senin (17/6) pihaknya tidak pernah menerima laporan dari para pedagang terkait pencurian di lapaknya.

Jumlah kerugian akibat pencurian tidak seberapa, membuat pedagang enggan untuk melaporkan ke polsek. “Kami tidak mendapat laporan apapun dari para pedagang,” kata Dimas.

sumber : radarbanyuwangi

 

Polresta Banyuwangi, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono, Kabupaten Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, Banyuwangi, Kota Banyuwangi, Blambangan, Jawa Timur, Jatim, Polres Banyuwangi, Resta Banyuwangi