SOLO – Karyawan Sate Pak Banjir Nonongan, Raka (23) rela terseret sekitar 300 meter dan menderita luka parah demi mempertahankan smartphone yang dibelikan oleh almarhumah ibunya.

Sayang pembegal berhasil kabur dengan smartphone tersebut.

Kakak korban, Wisang Agus Supriyono bercerita peristiwa ini terjadi sekitar pukul 03.15 dini hari Sabtu (2/3/2024) di Jalan Slamet Riyadi.

Adiknya tersebut bermaksud ingin beristirahat setelah lelah mendorong gerobak.

“Sekitar jam 03.15 pagi tadi. Habis ndorong gerobak jualan adek saya kesel lelah ngantuk. Mau pulang takut jatuh. Istirahat di belakang Halte Nonongan,” ungkapnya.

Pelaku merupakan dua orang.

Seseorang berbadan besar dan satu lagi berbadan kecil.

Ia mendatangi korban dan menggeledah tas milik korban seakan sedang menyelidiki sesuatu.

“Bangunin adek saya gledah-gledah adik saya kebangun. Ditanyain. Hapenya mana dicek dulu. Interogasi kaya polisi. Tasnya juga dicek semua diudhal-udhal,” jelasnya.

Saat korban bangun ia pura-pura seakan menjadi petugas kepolisian.

Korban justru diminta push up.

Padahal pelaku telah mengantongi smartphone milik korban.

“Hapenya dibawa. Adik saya disuruh push up,” terangnya.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono