SEMARANG — Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto mengungkapkan, kerangka manusia yang ditemukan di jalur pendakian Gunung Sumbing diperkirakan meninggal 3 bulan lalu. Kerangka tersebut ditemukan seorang pendaki ketika hendak mengambil air di aliran air Sungai Pengkol Sembilan, tepatnya di petak 23 blok 6 lahan Perhutani, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo, pada Kamis (29/9/2024) pekan lalu.

“Kurang lebih meninggal tiga bulan lalu,” kata Artanto ketika ditanya awak media di Mapolrestabes Semarang perihal penemuan kerangka manusia di Gunung Sumbing, Selasa (1/10/2024).

Dia pun memaparkan ciri-ciri dari jasad tersebut. Jasad tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan tinggi 168 sentimeter, rambut agak panjang, kemudian menggunakan kaos bertuliskan “Jogja Art of Culture City”.

“Dari data dan identitas tersebut, kita sampaikan kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya dalam waktu tiga bulan terakhir, segera menghubungi pihak kepolisian. Agar kita dapat melakukan identifikasi,” ujar Artanto.

Dia menambahkan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jateng sudah mengambil DNA dari jasad laki-laki yang ditemukan di Gunung Sumbing itu. Hasilnya tidak ada ciri-ciri lain dari kerangka tersebut. “Untuk luka, nir, tidak ada bekas luka (benda) tumpul, tidak ada, normal,” ucapnya.

Artanto mengungkapkan, kerangka laki-laki tersebut juga tidak terdata di posko pendaftaran pendakian Gunung Sumbing. “Oleh karena itu kita mengimbau masyarakat yang ada tiga bulan terakhir ini, dengan ciri-ciri tersebut dan merasa kehilangan anggota keluarga, segera menghubungi pihak kepolisian Polda Jawa Tengah,” katanya.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo