BeritaEkbis

Pilwali Kota Malang: Masyarakat Ingin Cawali Tanpa Catatan Korupsi

Avatar photo
×

Pilwali Kota Malang: Masyarakat Ingin Cawali Tanpa Catatan Korupsi

Share this article

Kota Malang – Latar belakang Calon Wali Kota yang maju di Pilwali Malang 2024 ternyata mempengaruhi masyarakat Kota Malang untuk menentukan pilihannya. Kandidat yang memiliki latar belakang kasus korupsi sangat tidak diminati.
Hal itu terungkap dari survei terUKUR yang dilakukan dalam periode 31 Oktober 2024 sampai 3 Nopember 2024.

Survei melalui metode Multistage Random Sampling dengan margin of error 2,82 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dari 1200 responden yang berdomisili di Kota Malang dengan usia minimal 17 tahun atau telah menikah.

Tercatat 56,8 persen masyarakat mengetahui salah satu kandidat yang maju di Pilwali Kota Malang 2024 pernah terlibat kasus korupsi.

Sementara hanya 22,7 persen saja yang menjawab tidak tahu. Sisanya yakni sebesar 20,5 persen memilih untuk tidak menjawab.

Latar belakang kandidat yang pernah tersangkut kasus korupsi juga mempengaruhi pilihan masyarakat.

Hasil survei terUKUR mengungkap 48,3 persen menyatakan sikap untuk tidak memilih, dan 30,6 persen tetap menjatuhkan pilihan kepada kandidat yang memiliki rekam jejak korupsi.

“Hasil survei kami, jika dilihat dari tipologi masyarakat Kota Malang, yakni pemilih rasional 56,8 persen mengetahui ada salah satu kandidat memiliki latar belakang korupsi dan 48,3 persen tidak ingin memilih kandidat dengan rekam jejak itu,” ujar Direktur Riset terUKUR Khusnul Wafiq kepada wartawan Rabu (13/11/2024).

Wafiq juga membeberkan, 84,2 persen pemilih rasional di Kota Malang menentukan hak pilihnya dengan melihat kinerja dan pengalaman kandidat, visi misi dan program kandidat serta kualitas atau kompetensi yang dimiliki pasangan calon.

“Kami juga mencatat, kandidat atau calon yang disukai adalah merakyat dan dekat masyarakat sebanyak 41,3 persen, jujur, bersih, bebas KKN sebanyak 13,3 persen, dan pandai serta berwawasan luas 11,8 persen,” beber Wafiq.

Di luar itu terkait elektabilitas Calon Wali Kota Malang nomor urut 3 H M Anton mencapai 35,3 persen, sedangkan Calon Wali Kota Malang nomor urut 1 Wahyu Hidayat 30,9 persen.

Sementara untuk pasangan calon Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin sebesar 34,7 persen dan pasangan calon HM Anton-Dimyati Ayutullah sebesar 36,5 persen dan untuk pasangan calon Heri Cahyono-Ganis Rumpoko sebanyak 14,8 persen.

Kendati demikian, Wafiq menegaskan bahwa survei dihasilkan apabila kontestasi Pilwali Kota Malang digelar dalam rentan waktu wawancara tatap muka dilakukan.

Dengan begitu segala kemungkinan masih bisa terjadi, karena masih ada waktu hampir 14 hari sebelum masa pencoblosan.

“Semua kemungkinan masih bisa terjadi. Karena selisih capaian elektoral dua kandidat teratas dalam survei ini masih di dalam ambang batas margin of error,” pungkas Wafiq.

sumber: detikjatim

 

Pilwakot Malang, Paslon Wali, Pasangan 1, Mbois, WALI, Pilwali Malang, Wahyu Hidayat, Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin, Ali Mutohirin, Malang Kota, Kota Malang, Jawa Timur, Kodya Malang, Pemkot Malang, Pemerintah Kota Malang