BOYOLALI — Diawali dari orang tanya alamat, perempuan lanjut usia atau lansia asal Dukuh Karangtalun, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Sri Mulyani, 66, menjadi korban penculikan dan perampokan tiga orang tak dikenal pada Senin (15/1/2024) pagi.

Peristiwa itu terjadi mulai sekitar pukul 06.20 WIB. Berdasarkan tangkapan layar rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian, terlihat seorang pria yang turun dari mobil MPV warna silver gelap menghampiri Sri Mulyani.

Mereka kemudian bercakap-cakap sebentar lalu pria mengarahkan Sri Mulyani mendekat ke mobil yang berhenti di pinggir jalan. Kepada wartawan yang menemuinya di Mapolsek Cepogo, Senin siang, Sri Mulyani, menceritakan saat itu, pria tersebut menanyakan alamat kepadanya.

“Pagi itu saya mau beli sarapan, sekitar 100 meter [dari rumah], ada mobil yang minggir kemudian ada yang turun tanya mana arah Simo, saya jelaskan,” kata perempuan lansia asal Cepogo, Boyolali, yang menjadi korban penculikan dan perampokan tersebut.

Ia menjelaskan tiba-tiba salah satu pelaku mengarahkannya ke dekat mobil sementara satu pelaku lain mendorongnya masuk ke mobil. Di dalam mobil, ada satu sopir di depan, sedangkan ia bersama dua pria lain duduk di kursi baris kedua.

Sri berada di tengah dan diapit dua pelaku. Di dalam mobil, ia sempat berteriak minta tolong akan tetapi salah satu pelaku menyuruhnya diam. Sri mengaku juga diancam oleh pelaku serta sempat ditampar beberapa kali.

Bahkan salah satu pelaku mengatakan untuk membunuhnya saja. “Pateni wae [Bunuh saja!],” kata Sri menirukan kata-kata pelaku tersebut. Perempuan asal Cepogo, Boyolali, itu mengatakan ancaman pelaku penculikan dan perampokan tersebut membuatnya benar-benar ketakutan dan ia tak tahu harus berbuat apa.

Memasuki wilayah Ampel, Boyolali, lanjut Sri, pelaku memegang tangannya dan melepas perhiasan gelang dan kalung yang ia bawa. “Barang saya, gelang dan kalung diambil. Dia [pelaku] yang ambil. Gelang satu, harganya Rp38,5 juta. Sedangkan kalung Rp6,5 juta,” kata Sri.

Ciri-ciri Pelaku
Dari informasi yang didapat Solopos.com, gelang yang dipakai Sri Mulyani saat itu memiliki berat 51 gram dan 17 karat dan dibeli pada 2022. Kemudian, kalung yang dirampok beratnya 15 gram, 17 karat, dan dibeli pada 2021.

Setelah mengambil perhiasan Sri, pelaku mendorong Sri keluar dari mobil hingga terjatuh. Sri saat itu shock dan hanya bisa terduduk di tanah pinggir jalan wilayah Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Boyolali.

Ia mengalami luka di lutut, sedikit lebam di pipi karena tamparan, dan luka lecet di belakang telinga kanan. Perempuan korban penculikan dan perampokan itu kemudian berteriak meminta tolong dan ditolong oleh seseorang yang lalu mengantarnya pulang ke rumahnya di Cepogo, Boyolali.

Meski ketakutan dan shock, Sri mengaku masih mengingat ciri-ciri pelaku. Pria yang duduk di sebelah kanannya berperawakan gemuk, berkulit putih, memiliki lemak di bawah dagu, memakai peci berwarna putih, dan sarung hitam.

Sedangkan pelaku yang duduk di sebelah kirinya seorang pria dengan perawakan kurus dengan warna kulit cokelat dan memakai baju berkerah warna krem. “Sopirnya enggak kelihatan, soalnya saya dipepet terus,” kata dia.

 

Sri menjelaskan dalam kesehariannya ia sebenarnya tidak biasa memakai perhiasan. Namun pada Minggu (14/1/2024) atau sehari sebelum kejadian penculikan dan perampokan, perempuan asal Cepogo, Boyolali, itu sempat among tamu di acara hajatan dan lupa melepas perhiasan yang dipakai di acara itu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan emas dengan nilai fantastis tersebut ia kumpulkan dari emas kecil yang kemudian ia tukar dengan emas yang lebih besar. Sri menjelaskan emas menjadi salah satu tabungan untuk anak dan cucunya.

Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan, mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, menjelaskan kasus pencurian dengan kekerasan yang dialami warga Desa Gubug itu saat ini masih dalam penyelidikan.

Polisi sudah mendapatkan keterangan dari korban mengenai kejadian pencurian dengan kekerasan tersebut dan segera memburu pelakunya.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng