NasionalUncategorized

Penguatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Semarang, Ngesti Sinkronkan dengan Asta Cita Prabowo

Avatar photo
×

Penguatan Ketahanan Pangan di Kabupaten Semarang, Ngesti Sinkronkan dengan Asta Cita Prabowo

Share this article

UNGARAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang terus mengupayakan penguatan sektor ketahanan pangan di wilayah Bumi Serasi, satu di antaranya dengan mendorong pertanian organik.

Upaya tersebut termasuk dalam misi Bupati Semarang, Ngesti Nugraha setelah kembali terpilih pada Pilkada 2024 dan dilantik pada 2025.

Penguatan ketahanan pangan sendiri juga sesuai dengan asta cita Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto.

Menurut Ngesti, setelah ketahanan pangan diperkuat, hasil produksi pangan yang ada juga bisa menjadi bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Dengan fokus produktivitas pangan dan bahan baku organik ini, kita bisa mengambil makanan dari kita sendiri, menjadi lebih sehat, serta mensejahterakan petani. Pasokan makanan kita jangan sampai dari luar, beras, sayur, daging, telur, susunya harus kita yang produksi untuk menyuplai daerah lain di sekitar,” kata Ngesti Nugraha kepada Tribun Jateng, Jumat (14/3/2025).

Ngesti menyebutkan, sudah terdapat lebih dari 100 hektare lahan padi dan sayuran organik yang dikelola warga di Kabupaten Semarang. Nantinya, Pemkab Semarang akan mendorong pertanian organik semakin luas lagi.

Pemerintah juga akan membantu menyiapkan benih unggul, pupuk organik, serta pendampingan hingga pemasaran kepada konsumen atau masyarakat.

Dia membeberkan sejumlah kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam upaya penguatan ketahanan pangan di sektor pertanian dan tanaman organik.

Beberapa di antaranya yakni jumlah sumber daya manusia (SDM) seperti petani yang kurang memadai, menurunnya kualitas lahan produktif, serangan hama yang semakin masif, serta metode penanaman yang dinilai sudah kurang efisien.

Dari data Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, sebagian besar petani padi di wilayah Bumi Serasi sudah berusia di atas 45 tahun dengan persentase 77.65 persen.

Sedangkan, petani muda hanya berkisar pada angka 11.8 persen.

Kurangnya SDM dan minat generasi muda untuk bercocok tanam, khususnya padi, menjadi persoalan tersendiri untuk memperkuat ketahanan dan produktivitas pangan.

Untuk itu, kebijakan yang diambil Bupati Semarang yakni memperbanyak SDM petani muda dengan menggelar Sekolah Tani Milenial dan menggencarkan pendampingan oleh penyuluh kepada petani.

Hingga kini, sudah terdapat ratusan peserta dari seluruh wilayah sudah mengikuti sekolah tersebut dengan antusiasme yang tinggi.

sumber: TribunJateng.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kombes Pol Ari Wibowo, AKBP Ike Yulianto Wicaksono, Artanto, Ribut Hari Wibowo