REMBANG, Jateng – Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Rembang menerapkan program sehari tanpa nasi. Hal itu dilakukan guna mengoptimalkan sumber pangan non-beras yang ada. Bahkan, inovasi ini pun juga sudah meluas ke tingkat keluarga.
Kacang godok hingga nasi jagung menjadi hidangan di Kantin Konco Tani, Kompleks Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Rembang pada Rabu (7/6) siang.
Memang sudah menjadi rutinitas sepekan sekali. Pegawai-pegawai di sini tidak makan nasi. Pun dengan kantinnya. Otomatis harus mengganti menu dagangan.
Kantin itu berada di belakang kantor. Para pegawai nampak lahap menikmati santap siang. Hidangannya, nasi jagung, kuluban, sayur lodeh, tempe goreng, ditambah bakwan. Program sehari tanpa nasi ini sudah berjalan sekitar sebulan lalu.
Kepala Dintanpan Rembang Agus Iwan mengatakan, ide ini berasal dari obrolan santai bersama para Kepala Bidang (Kabid). Ia bersama jajarannya berupaya terus berinovasi. Meskipun kecil. Namun semangatnya tetap dijaga. ”Kami muncul ide terkait ketahanan pangan,” ujarnya.
Meskipun, lanjut Agus, saat ini kondisi beras di Rembang selalu surplus. Cukup untuk kebutuhan masyarakat Kota Santri. Namun, menurutnya tetap perlu mengoptimalkan sumber pangan non-beras.
”Kami tidak bisa berpikir hanya lokal Rembang. Kita perlu mengupayakan sumber pangan non-beras,” jelasnya.
Ia menyadari, ajakan ini tidak akan memberikan dampak yang besar. Namun, Dintanpan ditugasi oleh Bupati Rembang Abdul Hafidz untuk menciptakan ketahanan pangan. Kesadaran ini menurutnya harus muncul pada setiap individu.
Sehari tanpa nasi ini dilakukan mulai dari sarapan pagi, makan siang, sykur-syukur bisa sampai malam hari. Agus Iwan melihat beberapa pegawai sudah ada yang membawa bekal sendiri. Seperti jagung, pisang, dan ketela.
”Awal-awal ya ada komplain, repot, ribet. Sambil jalan ya ternyata menikmati,” katanya.
Agus menegaskan, pihaknya tidak memaksa para pegawai untuk melakukan program ini. Namun, ia melihat ada juga jajarannya yang baik dalam menjaga komitmen. Seperti ketika sedang dinas luar pada hari Rabu. Saat itu ada berbagai hidangan. Dan, pegawai pun mengambil makanan non-beras.
Di keluarga Agus Iwas sendiri, kata dia, jika hari Rabu istrinya sudah otomatis memahami. Sehingga langsung dibelanjakan umbi-umbian.
”Tadi digodokkan gembili, kadang dicarikan ketela, disiapkan. Nyonya anak tidak ikut. Kadang ikut, tapi jangan dipaksakan,” jelasnya.
Tak hanya itu, Ajeng, salah satu pegawai Dintanpan justru mengajak keluarganya untuk mengikuti program sehari tanpa nasi. ”Anak TK tak bekalin jagung rebus,” ujarnya.
Agus Iwan berharap program ini bisa merembet kepada OPD lain. Dia memberikan gambaran, konsumsi beras di Rembang rata-rata 5.999 ton per bulan. Dengan jumlah penduduk sekitar 640 ribu. Jika ada gerakan satu hari tanpa nasi, bisa menghemat sekitar 166 ton per pekan.
”Kalau sepekan ada gerakan sehari tanpa nasi. Kalau sebulan kalikan empat (4×166 ton,Red),” jelasnya.
Saat ini, Dintanpan Rembang juga sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan pengusaha mi jawa. Produksinya berupa mie instan berbagan dasar ketela. Rencana pihaknya akan bekerja sama dengan mengirimkan bahan baku dari petani lokal. Setelah diolah, produk bakal dipasarkan.
”Untuk mengurangi konsumsi terigu. Karena diganti dengan tepung ketela,” imbuhnya.
Beberapa komunikasi telah dibangun. Sesuai dengan kesepakatan, pihak pengusaha mi akan memproduksi menggunakan bahan baku dari Rembang. Selanjurnya Dintanpan membantu pemasaran. Agar muncul kekhasan, Rembang dibolehkan untuk membuat merk sendiri.
sumber: radarkudus
Polda Jateng, Jateng, Polrestabes Semarang, Polres Rembang, Polres Sukoharjo, Polres Pati, Polres Batang, Polres Humbahas, Polda Sumut, Kapolres Sukoharjo, AKBP SIGIT, AKBP Hary Ardianto, Polres Banjarnegara
Ikuti berita terkini di Google News, klik di sini.