KLATEN – Sebaran daging sapi yang diduga terpapar antraks dari wilayah Dusun Kalinongko Kidul, Desa Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Sleman ternyata juga dibagikan ke warga Klaten.

Daging dari sapi itu dibawa oleh anak dari pemilik ternak yang ada Kalinongko Kidul, di mana sapi yang disembelih itu diduga terpapar antraks.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Ir. Widiyanti menjelaskan, kini pihaknya sedang memantau keluarga berjumlah empat orang yang memakan sop dari balungan (tulang) sapi yang diduga terpapar antraks.

“Kondisi mereka saat ini sehat. Kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten untuk mengambil sampel darah. Mudah-mudahan hasilnya negatif, ya,” ucapnya kepada wartawan, Kamis (14/3).

Satu keluarga itu tidak diisolasi secara ketat. Mereka hanya diminta untuk membatasi aktivitas dengan berada di rumah selama hasil pengujian dari laboratorium belum keluar.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, DKPP Klaten, Triyanto merinci, tulang dari daging sapi itu sudah dijadikan sop oleh keluarga tersebut.

“Dagingnya disimpan di dalam kulkas. Tulangnya dibuat sop dan dimakan oleh empat orang ini. Ada bapak, ibu, dan dua anak,” jelasnya.

Selain tulang yang sudah diolah hingga disantap, ia mengungkapkan, sebenarnya masih ada 1 kilogram daging disimpan di kantong plastik dan dimasukkan ke kulkas.

Namun, DKPP Klaten segera memusnahkan daging itu untuk menghindari paparan antraks lebih meluas.

“Kami memusnahkan sesuai dengan standar operasional prosedurnya (SOP). Daging dikubur dulu ke dalam (tanah) 1,5-2 meter dan lubangnya kami tutup ulang dengan menggunakan semen,” tukas dia.

Periksa sampel

Dinkes Klaten sedang memeriksa sampel darah satu keluarga di Klaten yang menikmati sop daging dari balungan sapi yang sapinya diduga terpapar antraks.

“Sudah diambil sampel darahnya, sejak tiga hari lalu (Selasa 12 Maret 2024),” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Klaten, dr. Anggit Budiarto, saat dikonfirmasi Tribun Jogja, Jumat (15/3).

Pengambilan sampel darah itu digunakan untuk pemeriksaan spora antraks di tubuh manusia. “Hasilnya belum tahu kapan, tergantung laboratorium di Yogyakarta. Itu dibawa ke Yogyakarta,” tukasnya.

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono