Berita

Manfaatkan Stik Es Krim, Santri Ponpes Tanbihul Ghofilin Banjarnegara Adu Kreasi Miniatur Unik

Banjarnegara – Bagi sebagian orang, barang bekas seperti stik es krim mungkin hanya akan terbuang sia-sia. Tapi di tangan para siswa MTs Tanbihul Ghofiliin (TanGho) Banjarnegara, barang bekas ini bisa disulap menjadi barang-barang unik dan menarik.

Seperti yang dilakukan oleh siswa MTs di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin, stik es krim ini disulap menjadi aneka miniatur-miniatur bangunan unik yang cantik. Hal tersebut dapat dilihat saat para siswa MTs ini, pamerkan kerajinan tangan di lingkungan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara, Senin (19/9/2022).

Aneka bangunan seperti masjid, rumah adat, hingga menara berdiri kokoh layaknya karya profesional. Tak hanya itu, melalui kegiatan ini, para siswa juga dituntut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan barang bekas menjadi nilai ekonomi.

Sejumlah karya siswa ini, dipamerkan sebagai bagian dari tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi laporan hasil percobaan. Pameran bertajuk ‘Bridge stick Party’ ini, juga diikuti oleh seluruh siswa kelas 9 yang menyajikan karya yang luar biasa.

Ketua OSIM MTs Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara, Labib Egi mengatakan, aneka karya rancang bangun yang dilakukan oleh siswa ini merupakan bagian dari pemanfaatan barang bekas, seperi stik es krim, kardus, kapas, hingga tusuk sate.

“Di tengah kepadatan kegiatan kami sebagai santri, ternyata para siswa mampu menghasilkan karya yang luar biasa, kerajinan ini tentu menjadi kami lebih bersemangat dalam berkreasi, apalagi karya ini dibuat ditengah keterbatasan kami sebagai seorang santri,” katanya.

Wakil Kepala MTs Tanbihul Ghifiliin Bidang Kurikulum M Ulin Albab menilai, bahwa karya siswa ini sangat luar biasa, melalui kegiatan ini banyak potensi siswa yang ternyata sangat luar biasa.

“Kami sangat faham betul bagaimana para siswa ini harus mengatur waktu antara sekolah dan kegiatan di pesantren, namun mereka mampu menghasilkan karya yang sangat luar biasa,” katanya.

Dia juga berharap, kegiatan ini bisa teus dikembangkan di sekolah, sehingga barang bekas ini memiliki nilai jual yang lebih. Ajang ini juga perlu dikemas lebih baik lagi, demi menggali potensi kreatifitas dan potensi siswa.

“Saya berharap kegiatan ini akan diselenggarakan setiap tahunnya dengan tema dan konsep yang berbeda, sehingga potensi kreatifitas siswa siswi MTs TanGho akan terus tergali,” katanya.

Related Posts