SEMARANG – Nasib sial dialami Andre, pria warga Pedurungan Kota Semarang. Niatannya merubah alamat akun media sosial Shopee, berujung terkena penipuan oleh sindikat pelaku kejahatan.

Bahkan uang tabungan untuk persiapan biaya pernikahan dikuras pelaku hingga mencapai Rp 15 juta.

Peristiwa ini terjadi, Selasa (27/2/204) lalu sekitar pukul 14.30. Kejadian ini diawali saat Andre, membeli pakaian melalui online, sekitar sepekan yang lalu.

Kemudian, Andre berkeinginan merubah alamat akun Shopee miliknya diganti ke alamat tujuan, yakni rumahnya.

“Itu saya beli celana pendek. Alamatnya tadinya di Lempongsari, terus saya mau pindah ke rumah di Plamongan (Pedurungan), supaya lebih mudah. Terus saya cari langkah-langkah caranya melalui internet,” ungkap Andre pada Jum’at (1/3/2024).

Niatan mencari cara tersebut dilakukan dengan membuka Google. Setelah itu, mengikuti petunjuk dari sebuah nomor kontak yang di dapat melalui internet.

Pihaknya menyebutkan, barang yang dipesan tersebut sudah sampai berada di ekspedisi di daerah Kota Semarang.

“Kemudian saya Google (situs web) disitu ada nomor WhatsApp, saya chat centang satu (tidak aktif). Kemudian buka-buka lainnya, dapat kontak WA lagi, saya chat di balas. Mikir saya ekspedisi, terus saya ceritakan keluhan saya, mengganti alamat,” jelasnya.

Awalnya komunikasi hanya sekedar chat WA dengan admin ekspedisi. Kemudian, admin itu mengarahkan ke admin lainnya yang mengaku admin resmi dari Shopee.

Begitu terhubung, admin Shopee memandu untuk membuka aplikasi fitur pinjaman online Shopee bernama Shopee Pinjam.

“Saya gak curiga, bilangnya admin alasan prosedur sistem. Kemudian diarahkan untuk meminjam Rp 4,5 juta. Ya saya ikuti. Setelah dicairkan ke rekening saya, kemudian di suruh mengirimkan ke fitur e commerce Shopee melalui virtual account beserta nomer yang pengakuannya milik Shopee Indonesia,” bebernya.

Admin yang dihubungi Andre ini diduga pelaku kejahatan dengan dalih membantu dengan modus dan mengatasnamakan Shopee. Bahkan, Andre juga terus dipandu supaya pelaku ini mendapatkan hasil kejahatan lebih banyak.

“Lalu saya diminta scan barcode di Shopee Paylater dengan dengan jumlah Rp 4,529,000. Kemudian mikir saya kok ribet. Sempat sudah mau aku akhiri. Bilangnya dia Nanti uangnya kembali semua, tenang saja,” jelasnya.

Tak berhenti disini. Admin dengan suara laki-laki ini terus memandu korban. Kali ini meminta untuk membayar listrik dan pulsa lewat Paylater hingga empat kali, dengan nomer berbeda-beda. Setiap pembayaran Rp hingga Rp 1 juta.

“Pertama Rp 1 juta, sampai tiga kali. Terus sekali, yang terakhir Rp 500 ribu. Totalnya Rp 3,5 juta. Kemudian dia meminta mendownload aplikasi Kredivo dan meminta mencairkan dana sejumlah Rp 2,4 juta,” terangnya.

Andre mengaku, merasa curiga saat diminta untuk membayar listrik dan pulsa. Kemudian, memilih mengakhiri komunikasi tersebut. Soalnya, sebelum percakapan berakhir Andre tidak sempat menanyakan nama admin tersebut.

“Itu saya telponan sama yang ngaku admin sampai satu jam lebih. Setelah selesai saya chat, bilang anda penipu. Terus dibalas, dia membantah “Tidak mas, kalau saya penipu bisa dilaporkan ke pihak berwajib. Dia juga ngirim id card namanya Nabil Helmie,” katanya.

Merasa masih penasaran, kemudian Andre menghubungi pihak Shopee, dan mendapatkan penjelasan bahwa yang dilakukan oleh admin yang mengaku sebagian admin tersebut telah ditelusuri. Andre menyebut, keterangan humas Shopee ini menyampaikan tidak ada nama orang tersebut yang bekerja di Shopee.

“Bilangnya tidak ada, bukan pegawai kami. Dari humas Shopee juga mengatakan tidak ada prosedur seperti itu. Kalau kita pelayanan kita tidak menarik biaya,” jelasnya.

Merasa tidak Terima, Andre melaporkan kejadian ini ke Cyber Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah, Rabu (28/2/204).

Uang Rp 15 juta yang dikuras oleh diduga pelaku kejahatan ini merupakan hasil keringat kerjanya selama bertahun-tahun. Bahkan, untuk biaya persiapan massa depan bersama pujaan hatinya.

“Ini saya juga harus menanggung biaya angsuran pinjol yang dilakukan diduga pelaku kejahatan,” pungkasnya.

Diselidiki Polda Jawa Tengah

Sementara, Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan masih melakukan penyelidikan tersebut. Menurutnya, kejadian ini modus baru yang diduga dilakukan pelaku kejahatan.

“Ini modus baru, pelaku sudah berani memasang kontak di Google, dan mengaku mengatasnamakan admin Shopee. Ini mash kita lakukan penyelidikan. Biasanya modusnya kalau penipuan seperti ini beli barang, pelaku kirim foto sudah di ekspedisi. Tapi barang dari pemesan tidak sampai,” katanya, Jum’at (1/3/2024).

Dirreskrimsus Polda Jateng Kombes Dwi Subagio terus mendalami kasus tersebut. Dia sendiri mengaku baru tahu ada modus seperti itu meskipun penipuan online sudah marak terjadi.

“Saya baru tahu kasus modus ini. Dia bisa pasang nomor di Google juga berarti tidak lazim,” ungkapnya.

Kemudian dia membeberkan ada 154 aduan penipuan online selama Januari sampai Februari.

“Rata-rata modusnya dengan pemerasan dan asusila. Asusilanya juga berujung pemerasan, bisa phone sex, atau VCS,” ungkapnya.

sumber : jateng.akurat.co

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono